⚡️11 November menandai peringatan Operasi Ujung Pedang
Pada malam 11 November 2018, sebuah unit pasukan khusus pendudukan menyusup ke timur Khan Younis menggunakan kendaraan sipil. Pasukan keamanan Brigade Qassam mendeteksi kendaraan tersebut, menghentikannya, dan mulai menyelidikinya.
Setelah ditemukan dan operasinya digagalkan, kendaraan tersebut berusaha melarikan diri. Namun, para pejuang Qassam mengejar unit tersebut, menyerang mereka hingga ke pagar perbatasan dan menimbulkan kerugian besar. Komandan unit tersebut, Mahmoud Khair al-Din, yang dikenal dengan julukan "Miti" di antara anak buahnya, tewas.
Di bawah tembakan gencar dan pemboman udara yang intens, serta di tengah perlawanan sengit, pesawat-pesawat tempur pendudukan mengevakuasi anggota unit yang tersisa.
Tujuh pejuang Qassam gugur syahid dalam operasi tersebut, termasuk komandan dan syekh Qassam, Nour al-Din Baraka.
Secara bertahap, Brigade Qassam mengungkapkan sebagian dari apa yang telah mereka otorisasi untuk dipublikasikan terkait insiden tersebut, mengonfirmasi bahwa mereka telah menyita peralatan teknologi yang berisi "harta karun intelijen" dan menawarkan hadiah kepada setiap kolaborator Palestina yang dapat memancing pasukan pendudukan.
Menurut Brigade Qassam, unit pasukan khusus pendudukan bertujuan untuk memasang perangkat pengawasan guna memantau komunikasi perlawanan.
Brigade menyatakan bahwa pasukan khusus Israel telah menerima pelatihan untuk operasi tersebut selama lebih dari sepuluh bulan.
Unit pasukan khusus tersebut terdiri dari 15 warga Israel yang menyusup melalui pagar perbatasan di bawah kabut. Sementara itu, otoritas pendudukan Israel memfasilitasi masuknya peralatan dan pasokan logistik bagi unit pasukan khusus tersebut melalui perlintasan Kerem Abu Salem di Jalur Gaza selatan.
Brigade Qassam menyatakan pada saat itu bahwa pasukan penyusup tersebut menggunakan kartu identitas palsu yang memuat nama keluarga asli dari Jalur Gaza dan dokumen palsu dari sebuah organisasi amal. Salah satu anggota unit ini telah sering mengunjungi Gaza dengan berkedok bekerja untuk sebuah badan amal internasional.
Dalam foto-foto tersebut, Komandan Yahya Sinwar memegang senjata milik komandan unit infiltrasi, yang dirampas oleh pejuang Qassam dan diberikan kepadanya sebagai hadiah. Di foto lainnya, seorang pejuang Qassam terlihat sedang bertempur melawan pesawat Israel di bawah tembakan gencar.